Kabul, Beritasatu.com- Afganistan telah membebaskan hampir 200 tahanan Taliban untuk memacu pembicaraan damai yang telah lama tertunda. Pada Rabu (3/9), para pejabat Afganistan mengatakan tim negosiator bersiap untuk terbang minggu ini ke ibu kota Qatar.
Seperti dilaporkan Reuters, Rabu (2/9), para tahanan itu merupakan bagian dari 400 kelompok separatis Islam "garis keras" yang dipenjara. Batalnya pembebasan mereka tampaknya akan menunda pembicaraan antara pemerintah dan kelompok pemberontak untuk mengakhiri perang selama hampir dua dekade.
"Pemerintah Afganistan telah membebaskan kelompok lain dari sisa tahanan Taliban dan pekerjaan masih dilakukan untuk memajukan proses pertukaran tahanan," kata Sediq Sediqqi, juru bicara Presiden Ashraf Ghani.
Namun, dia tidak memberikan jumlah pastinya. Dua pejabat mengatakan pembebasan dari penjara utama di ibu kota Kabul terjadi pada Senin dan Selasa, pada saat yang sama Taliban membebaskan enam pasukan khusus Afganistan.
Tuntutan
Sekitar 120 tahanan tetap akan dibebaskan sejalan dengan tuntutan Taliban, termasuk enam yang pembebasannya ditolak oleh beberapa pemerintah Barat, termasuk Australia.
"Kami ingin menyelesaikan pertukaran tahanan sehingga kami dapat memulai proses perdamaian secepat mungkin," kata seorang pejabat senior pemerintah, yang tidak mau disebutkan namanya karena masalahnya sensitif.
Sumber yang dekat dengan proses tersebut mengatakan itu bisa selesai pada hari Rabu.
Menurut Fraidoon Kwazoon, juru bicara Abdullah Abdullah, kepala Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, satu tim negosiasi yang dimandatkan oleh pemerintah kemungkinan besar akan terbang pada Kamis ke Doha, tempat awal untuk negosiasi.
"Besok tim akan berangkat ke Doha," katanya kepada Reuters, tanpa mengatakan kapan pembicaraan diperkirakan akan dimulai.
Jumlah 400 tahanan adalah yang terakhir dari 5.000 yang pembebasannya telah disepakati dalam pakta Februari antara Amerika Serikat dan Taliban yang mengizinkan penarikan pasukan AS.
Sumber: Suara Pembaruan