Washington, Beritasatu.com - Pemerintahan Donald Trump pada Rabu (2/0/2020) menjabarkan langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil ketika Amerika Serikat (AS) menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Proses rumit itu diperkirakan memakan waktu setidaknya satu tahun.
"Posisi Gedung Putih adalah bahwa WHO perlu melakukan reformasi dan itu dimulai dengan menunjukkan kebebasannya dari Partai Komunis Tiongkok," kata Wakil Asisten Sekretaris Negara untuk Urusan Organisasi Internasional, Nerissa Cook.
Cook mengatakan, AS ingin ada transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar pada WHO. "Kami ingin komunikasi yang lebih cepat dan berkualitas," kata Cook.
Dia berharap ada perubahan manajemen WHO sehingga lebih fokus pada pencegahan, serta deteksi terhadap pandemi.
Cook menambahkan bahwa AS masih dapat mempertimbangkan posisinya jika WHO melakukan reformasi yang signifikan.
Namun WHO tidak menanggapi permintaan komentar CNBC.
Satu langkah yang diambil pemerintah AS adalah mengkaji ulang dana jutaan dolar pada WHO. AS hingga kini menjadi negara pemberi dana terbesar untuk WHO.
"Saat ini Departemen sedang dalam proses memberi tahu Kongres tentang pemrograman ulang dana," kata Cook tanpa memberikan rincian tambahan.
Upaya terbaru itu terjadi setelah pemerintahan Trump memutuskan tidak berpartisipasi dalam upaya menggalang vaksin corona yang dipimpin WHO melalui Fasilitas Akses Global Vaksin Covid-19 (Covax). Aliansi ini mencakup 170 negara sebagai kerja sama produsen vaksin guna memberikan akses yang adil kepada negara-negara di seluruh dunia bahwa vaksin aman dan efektif.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Rabu sesumbar bahwa ketidakhadiran AS pada inisiatif aliansi tersebut akan merusak sistem kesehatan global. "Tidak ada negara yang berkomitmen untuk memberikan vaksin di seluruh dunia seperti Amerika Serikat," kata Pompeo kepada wartawan di Departemen Luar Negeri.
Pada April, Trump mengatakan AS akan menangguhkan pendanaan untuk WHO karena organisai itu dinilai salah kelola dan menutupi penyebaran virus corona. Sebulan kemudian, dia mengumumkan AS akan keluar dari WHO di tengah pandemi karena penyalahgunaan dana organisasi dan hubungan baiknya dengan Tiongkok. "Tiongkok memiliki kendali penuh di WHO meskipun hanya membayar US$ 40 juta per tahun dibandingkan dengan apa yang telah dibayar AS sekitar US$ 450 juta setahun," jelas Trump di Rose Garden.
Pada Juli, administrasi Trump memberi pemberitahuan kepada sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menarik diri dari WHO pada 6 Juli 2021. Pemberitahuan ke PBB ini adalah langkah pertama dalam proses panjang yang bergantung pada faktor di luar kendali Trump, termasuk kerja sama Kongres dan pemilihan kembali presiden pada November.
Langkah administrasi Trump mundur dari WHO terjadi ketika kasus Covid-19 mencapai hampir 6,07 juta di AS, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins. Di seluruh dunia, corona telah menginfeksi 25,7 juta dan membunuh lebih 857.800. Setidaknya 184.600 meninggal di AS.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bulan lalu berharap AS mempertimbangkan kembali keputusannya meninggalkan organisasi. “Masalahnya bukan tentang uang. Masalahnya bukan pembiayaannya. Sebenarnya hubungan dengan AS lebih penting karena kepemimpinannya di luar negeri," kata Ghebreyesus di Aspen Security Forum.
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden sebelumnya mengatakan akan mendorong AS bergabung kembali dengan WHO pada hari pertama jika dia terpilih menjadi presiden.
Sumber: CNBC