Jakarta, Beritasatu.com - Peristiwa tawuran marak terjadi di Jakarta dan sekitarnya belakangan ini. Merespons hal itu, Polda Metro Jaya, Polres, dan Polsek jajaran akan meningkatkan tindakan preemtif berupa sosialisasi untuk mencegah perkelahian massal itu tidak terjadi. Selain itu, penegakan hukum bagi pelakunya.
"Terus kita lakukan sosialisasi dilakukan tiga pilar. Bhabinkamtibmas, kapolsek terus memberikan tindakan preemtif, imbauan-imbauan kepada pelajar agar tidak selalu melakukan tawuran," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus, Selasa (4/8/2020).
Dikatakan Yusri, polisi telah memetakan sejumlah tempat atau wilayah yang rawan tawuran untuk melakukan pengawasan serta pencegahan.
"Ada beberapa tempat yang dimapping dalam hal ini daerah Jakarta Timur dan Bekasi, ini terus. Kita tidak pernah henti-hentinya memberikan imbauan kepada para pelajar maupun masyarakat, khususnya pendekatan kepada yang memang sering tawuran," ungkapnya.
Menyoal penegakan hukum, Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu telah membentuk tim khusus antisipasi begal, premanisme, termasuk tawuran. Polisi bakal terus melakukan penegakan hukum bagi pelaku tawuran. "Tim terus bergerak, timsus belum dibubarkan. Pertama masalah begal, premanisme, dan juga tawuran," katanya.
Diketahui, setidaknya terjadi tiga aksi tawuran dalam kurun satu pekan belakangan, di wilayah Bekasi, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.
Berdasarkan catatan, seorang pemuda GSNB (17), meninggal dunia akibat dibacok celurit dalam peristiwa tawuran, di depan Pasar Lama Jalan Raya Hankam, Jati Rahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi, Minggu (2/8/2020).
Kronologi kejadian bermula ketika korban dan pelaku pembacokan berinisial MSF (16) yang sebelumnya pernah bentrok, sepakat dan janjian lagi untuk menggelar tawuran. Selanjutnya, korban dan tujuh temannya datang menggunakan tiga sepeda motor, sekitar pukul 01.30 WIB dini hari tadi.
Sesampainya di TKP, korban dipanggil oleh pelaku dan korban langsung menghampiri serta menyerang pelaku dengan menggunakan celurit. Kemudian, tawuran antar-kelompok pecah di lokasi. Pada saat tawuran celurit korban berhasil direbut oleh pelaku, kemudian pelaku langsung membacok dan mengenai paha korban sebelah kiri.
Korban sempat dibawa teman-temannya ke Rumah Sakit Haji Jakarta Timur. Namun, karena banyak mengeluarkan darah akhirnya korban meninggal dunia.
Seusai menerima laporan peristiwa tawuran itu, polisi kemudian mencari pelaku pembacokan dan akhirnya berhasil menangkap pelaku MSF sekitar pukul 06.30 WIB.
Pada hari yang sama, peristiwa tawuran antar-kelompok juga pecah di Jalan Budi Mulia, Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara. Bentrokan antara geng B4 dengan Holywood itu, menyebabkan satu orang berinsial EM meninggal dunia akibat kehabisan darah setelah mengalami luka bacok di paha. Sedangkan, dua rekannya mengalami luka-luka.
Pasca-tawuran itu polisi menangkap delapan orang pelaku, empat diantaranya berusia di bawah umur. Para pelaku yang dibekuk yakni, FR (17), AL (17), MLD (17), N (14), OA (18), CAN (18), ES (18), dan W (30). Sementara dua orang lainnya ML dan MD masih dalam pengejaran.
Peristiwa tawuran juga terjadi di wilayah Johar Baru, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Kapolsek Johar Baru Kompol Supriadi mengatakan, belum diketahui apa penyebab atau motif tawuran antar-warga itu. Namun, memang dari zaman dulu warga antar-gang atau antar-RT sudah saling serang.
"Gara-garanya kami belum tahu. Cuma dari zaman dahulu saling serang. Kami tidak tahu motivasinya apa," katanya.
Supriadi mengungkapkan, polisi sudah melakukan pengawasan di lokasi itu, dengan membangun posko pengamanan untuk mengantisipasi tawuran. Namun, warga mencari celah kelemahan petugas. Mereka tawuran ketika polisi tidak melakukan penjagaan, bahkan posko dirusak.
"Tenda yang kita pasang. Kita pasang untuk pos kami jaga di sana. Antisipasi. Cuma saat kejadian itu, kami tidak ada di lokasi. Mereka juga pintar, kalau ada polisi mana mau dia tawuran. Mereka mencari kelengahan kami saat kami sedang tidak di lokasi. Karena kami tidak meng-cover hanya satu titik. Lokasi di Johar Baru ini kan sering kejadian tawuran, tidak satu titik saja. Kadang-kadang kami fokus di sini, ternyata ada di sana," jelasnya.
Dia mengimbau, kepada RT/RW agar berperan serta mencegah aksi tawuran antarwarga karena bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
"Kami siagakan anggota polisi di titik rawan tawuran. Kami juga meminta bantuan Polda untuk hal itu. Gunanya untuk memback up Polsek. Kami patroli tiga pilar," tandasnya.
Sumber: BeritaSatu.com